Jakarta -
Black Adam dibuka dengan sebuah prolog yang terasa seperti revisi. Penonton diajak untuk melihat kota Kahndaq 5000 tahun yang lalu dan bagaimana seorang raja yang lalim menggunakan kekuatannya untuk mendapatkan mahkota, yang seperti Anda bisa tebak, bisa memberikan kekuatan yang besar. Diantara rakyat-rakyat yang tertindas itu muncullah seorang anak kecil yang diduga sebagai Teth-Adam (Dwayne Johnson) yang akhirnya berhasil menyingkirkan sang raja dan akhirnya menjadi pahlawan.
Loncat ke zaman sekarang, sekumpulan orang baik dan orang jahat berusaha menemukan Mahkota Sabbac itu. Salah satunya adalah Adrianna Tomaz (Sarah Shahi) yang kemampuannya meloncat diantara bebatuan bisa membuat Lara Croft iri. Diantara timnya tentu saja ada orang yang akhirnya berkhianat (Marwan Kenzari sebagai Ishmael Gregor) dan akhirnya mengejar-ngejar Adrianna beserta anaknya Amon (Bodhi Sabongui).
Di dalam gua, di tengah kepanikan dan teror, Adrianna merapalkan mantra dan muncullah Teth-Adam. Dengan mudah ia menyingkirkan semua lawan, mengiris helikopter menjadi dua seolah-olah itu adalah kol dan membunuh semua orang yang berada di depannya. Amon mengira Teth-Adam adalah pahlawan.
Sampai akhirnya Justice Society yang terdiri dari Hawkman (Aldis Hodge), Doctor Fate (Pierce Brosnan), Cyclone (Quintessa Swindell) dan Atom Smasher (Noah Centineo) mengatakan bahwa yang Amon kira pahlawan sebenarnya adalah super-villain.
Diatas kertas, Dwayne Johnson adalah pilihan yang tepat sebagai pemeran utama film superhero. Badannya yang besar, kemampuan fisiknya yang luar biasa dan tentu saja kharismanya yang sanggup menembus layar merupakan hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang aktor untuk memerankan karakter ini. Sayang sekali rumus tersebut ternyata tidak tepat dalam Black Adam.
Sepanjang film Black Adam berusaha keras untuk mengatakan bahwa ia bukan sekedar film DC yang lain. Ini bukan film Batman yang serius tapi ia juga bukan Shazam yang kekanak-kanakan. Black Adam berusaha untuk menjadi edgy tapi ia salah memilih aktor. Dwayne Johnson jauh dari kata edgy atau gelap.
Cuplikan adegan di Black Adam. Foto: Dok. Warner Bros
|
Film-filmnya selalu family-friendly dan sejauh ini ia selalu mengandalkan itu untuk menarik penonton (dari Jungle Cruise sampai reboot Jumanji menunjukkan ini). Black Adam bisa jadi sepanjang film disebut-sebut sebagai villain karena dia tidak segan-segan membunuh orang. Tapi Dwayne Johnson tidak pernah kelihatan seram.
Tidak ada satu pun adegan yang membuat saya sebagai penonton takut atau khawatir dengan keselamatan karakter lain karena Black Adam terlalu fokus untuk menjadikan film ini sebagai tontonan yang "aman".
Dengan durasi sepanjang dua jam, Black Adam berjalan sangat mulus dan ekstra cepat. Anda bahkan tidak bisa melihat karakter yang tiga dimensional dari satu karakter pun karena film ini sibuk untuk mengajak kita loncat dari satu set-pieces ke satu set-pieces yang lain. Karakter pahlawan yang ada dalam Justice League juga tidak dielaborasi lebih sehingga kesannya mereka seperti parodi dari pahlawan- pahlawan yang kekuatannya mirip (Anda akan melihatnya saat menonton film ini).
Jaume Collet-Serra bukanlah sutradara yang buruk. Ia selalu tahu bagaimana mengolah skrip yang biasa saja menjadi tontonan yang menyenangkan (lihat kolaborasinya dengan Liam Neeson atau betapa serunya House of Wax di tangannya). Tapi dalam Black Adam, Collett-Serra seperti terlalu sibuk membuat adegan-adegan yang keren tapi lupa untuk mengisinya dengan urgensi.
Hasilnya adalah taburan slow-motion yang enak dilihat tapi kosong. Satu-satunya hal yang mungkin membuat Black Adam perlu ditonton adalah kejutan di akhir film. Siapapun yang ada di belakang film ini lagi-lagi berhasil membuat saya ingin menonton saga DCEU karena sekilas bayangan seru yang mungkin akan terjadi di masa depan.
Bisa jadi hasilnya nanti, kalau memang iming-iming itu jadi, juga akan buruk juga. Tapi sejauh ini, penutup Black Adam lumayan membuat saya terbangun. Kalau orang-orang di belakang DCEU bisa melakukan hal yang benar, masa depan franchise ini lumayan cerah.
Black Adam dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
Simak Video "Penampilan Gagah Dwayne Johnson di Premier 'Black Adam'"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/ass)
https://ift.tt/Wmk5cd6
October 21, 2022 at 11:04AM
No comments: